Gado-gado rectoverso

>> Jumat, 22 Mei 2009

Memang cinta itu ada berapa macam?
(rectoverso, p.56)


Ya, ada berapa macam cinta yang pernah kamu rasakan? Cinta dalam pengertiannya yang paling sederhana sebagai hubungan batin antara seorang pria dan wanita lazimnya sudah mulai hadir di masa-masa beliamu. Barangkali hingga kamu menemukan pasangan hidupmu kini kamu merasa cukup dengan satu jenis cinta, tak ada salahnya sejenak kamu menengok belasan jenis (cerita) cinta dalam buku Rectoverso, tulisan Dewi “dee” Lestari. Tak perlu menjadi terlalu serius dengan buku ini. Matikan laptopmu, ambil secangkir cappuccino dan nikmati saja.

Buku ini diawali dengan sebuah cerita pendek berjudul curhat buat sahabat. Mungkin disengaja cerita ini ditempatkan di awal, karena sepuluh cerpen berikutnya seperti curhat-curhat yang acapkali kita dengar dari sahabat yang sedang merasakan haru biru asmara. Tapi, tunggu dulu. Dee punya kepiawaian yang mengagumkan untuk menuliskan berbagai ‘curhat’ itu, apakah itu cinta terpendam, cinta tak bersambut, penantian, kejenuhan, juga kekaguman. Dee juga menghadirkan kisah cinta yang bukan monopoli para remaja: cinta seorang ibu (dalam cerpen tidur) dan cinta rahasia yang hadir kala usia tak terbilang muda (back to heaven’s light). Penuturan Dee yang liris memikat, mungkin akan membuatmu lupa pada cappuccinomu yang berangsur dingin tak tersentuh.

Berbeda dengan buku-buku sebelumnya seperti trilogi supernova, atau filosofi kopi, yang lebih serius, rectoverso ini terasa lebih intim, feminin dan segar. Apakah itu karena di setiap cerita pendek, dee menyisipkan puisi (syair lagu) yang berisi senada dengan ceritanya? Atau karena ada gambar/ilustrasi yang menyelip di bagian-bagian yang pas di tengah cerita? Bisa jadi. Aku sendiri punya kebiasaan membuat perumpamaan mengenai buku yang kubaca dengan makanan. Rectoverso ini mirip gado-gado yang mengundang selera. Bukan lantaran covernya yang hijau, tapi karena ramuan berbagai kesegaran dan bumbu di dalamnya, yang acapkali muncul seronok menohok lidah.

Tak berlebihan jika kamu mulai ‘menuliskan’ kisah cintamu sendiri setelah membaca buku ini. Tak perlu menjadi sebuah buku, tak perlu berbentuk cakram berisi lagu. Cukup melalui sebuah perghargaan atas semua bentuk cinta yang sekarang sedang ada.

0 komentar:

Pengikut

  © Blogger template Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP