Prita dan yang terhempas dan yang putus

>> Sabtu, 06 Juni 2009


Tak sulit memahami situasi yang dihadapi Prita Mulyasari ketika membawa tubuhnya yang menggigil demam ke rumah sakit ‘itu’, you know who, malam hari 7 Agustus 2008 lalu. Kita semua mungkin pernah mengalami situasi yang sama. Bertemu dengan dokter, orang yang sebenarnya ingin kita hindari seumur hidup, berdialog singkat seperti diburu-buru, lantas pasrah pada apa pun yang kemudian terjadi.


Bila menyimak isi e-mail keluhan Prita, menjadi jelas bahwa sejak awal tidak terjadi komunikasi yang semestinya antara pasien dan dokter, persis yang sering kita alami ketika berada di ruang dokter. Tulisan dr. Handrawan Nadesul di Kompas 6 Juni 2009 pun mengungkapkan hal yang sama, ‘Kasus Prita muncul karena tidak dibangun komunikasi dokter dengan pasien.’ Ada yang terputus di situ. Penjelasan dari rumah sakit ‘itu’, you know who, bahwa penanganan Prita sudah sesuai dengan SOP, pantas dipertanyakan. Apakah di SOP itu memuat butir yang berisi ‘melakukan komunikasi yang intensif dengan pasien berkaitan dengan semua keluhannya’.

Seorang peneliti bidang kedokteran, Wendy Levinson, belum lama ini melakukan penelitian berkaitan dengan gugatan pasien terhadap dokternya. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa dokter yang tidak pernah menghadapi gugatan pasien bersedia menyediakan waktu lebih lama 3 menit dibanding dokter yang pernah digugat oleh pasiennya. Hanya selisih 3 menit. Dengan kata lain, kebanyakan dokter diperkarakan bukan karena keahliannya tetapi karena mereka pelit waktu, enggan menjalin komunikasi yang menenangkan dengan orang yang dalam kondisi perlu bantuan.

Komunikasi, saudara dokter. Apakah anda masih akan berpikir waktu adalah uang ketika waktu juga berhubungan dengan nyawa orang?

(Seorang dokter muda bernama Julian Sunan juga berpesan hal yang sama melalui situsnya: kalau mau berbisnis jadilah pedagang, bukan dokter. Ini dokter lo yang ngomong.....)


Photo: dari blog Tikabanget.com

0 komentar:

Pengikut

  © Blogger template Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP